“Nak… anak…” Satu tangan menepuk lembut pipiku. Samar aku menangkap wajah-wajah tua meneduhiku. Lalu kepalaku dipangku. “Segera ke jalan… cari bantuan… anak ini harus segera dibawa ke rumah sakit… cepat!” Satu suara memberi perintah dengan nada panik.
“Nak… mengucaplah dalam hati…”
Mataku mulai berkabut. Lalu gelap menghampiri.
***
Pekat menarikku dalam pusaran gelap tak berujung
Melemparku ke jelaga hitam tak bertepi
Segalanya asing
Membuatku kian terasing
Buta menjadikan gelap ini makin pekat
Tak ada cahaya walau hanya noktah
Lubang hitam ini tak punya dasar
Hampa
Menjeratku mengapung bersama hitamnya
Entah untuk berapa lama
Aku merasa aku bergerak. Telingaku menangkap suara langkah-langkah cepat dan tergesa-gesa. Ada seseorang memanggilku, bukan, mungkin dua orang. Rasanya aku mengenal suara itu.“ga… bertahanlah…”
Ya. Aku mengenal suara itu.
“Angga… bukalah matamu…! Ga…”
Nenek. Itu bersuaranya. Aku tak salah, aku mendengar suaranya. Dia memanggilku, dia ada di dekatku. Namun gelap ini membuatku tak melihatnya.
“Ga… bangunlah…!”
Ya, Nek. Aku mendengarmu. Aku akan bertahan, aku akan membuka mataku untukmu. Aku akan bangun.
Suara langkah-langkah cepat dan tergesa itu makin nyaring kudengar. Aku masih merasa kalau aku bergerak. Perlahan Mataku seperti disimbah cahaya. Gelap itu berangsur menjauh. Aku berusaha membuka mataku. Aku ingin melihat Nenek Putih. Aku melihat putih. Berusaha memutar pandanganku, namun tetap putih yang tampak, sosok-sosok berpakaian putih. Malaiat kah sosok-sosok putih itu?
Aku mengerang halus. Berusaha bersuara.
“Ga… Alhamdulillah…” Satu wajah melongok dari sisi kiriku, wajahya menyimpan cemas yang amat sangat, air mata meleleh dari sudut matanya. Bukan wajah Nenek. Namun aku mengenal wajah ini, Emak. “Angga, dia membuka matanya…”
“Angga… oh tuhan…” Lalu satu wajah lagi mendekat dari sisi kanan. Tak kalah cemas dari wajah Emak. Aku melihat Ayah kini.
Kembali aku berusaha mengerang. Pikiranku bercelaru. Dimana aku? Aku masih terus bergerak, bukan, mereka yang menggerakkanku. Aku sadar bahwa aku sedang terbaring, tak punya daya sedikitpun untuk bergerak sendiri. Memutar pandanganku saja butuh usaha keras. Hidungku membaui bau aneh, bau orang sakit. Aku mengerang lagi.
“Iya nak… bertahanlah.” Ibu merunduk lagi di atasku, air matanya sempat menetes di kulitku. “Ayah dan Emak ada disini. Teruslah sadar…” Dia menyeka matanya.
Lalu butiran bening mengaliri sudut mataku, luruh jatuh meluncur hingga ke telingaku. Aku mengerang. “Maakkkk…”
“DOKTER CEPATLAH…!” Itu teriakan Ayaah..
Aku berhenti bergerak. Satu wajah berkerudung ikut meneduhi wajahku. . Dia menyentuh leherku. “ICU…” Wanita berkerudung itu bersuara tegas. “Hubungi staf di sana, kabari kita menerima pasien kritis… segera!”
“Baik dokter…!” Seseorang menjawab.
Aku mulai bergerak lagi. Semakin cepat. Lalu nyeri luar biasa itu menghantamku. Rasanya luluh lantak. Kepalaku berdenyut sakit, disusul perih tak terkira di kaki kananku. Aku merasakan tangan-tangan menyeka wajahku dari sesuatu mengalir di sana, bukan dari mataku. Namun dari hidung, mulut dan pelipisku. Aku juga mulai merasakan sakit mencucuk di perutku.
Aku mengerang.
“Angga…”
Masih sempat kutangkap samar wajah basah Ayah di atas wajahku sebelum gelap kembali menutup pandanganku. Pekat dan lama.
***
Hakikatnya tidur itu adalah mati
Semua indera terputus dari dunia luar
Segala saraf tak lagi peka
Mereka mati
Tenggelam dalam bawah sadar
Mengembara bersama jiwa yang entah dimana
Tak ada nyeri
Tak ada sakit
Tak ada perih
Begitulah mati dalam tidur
Damai dalam lena yang tak dimengerti
nyaman dalam buai tak disadari
Hingga jaga mengundang segala pedih yang ada
Telingaku menangkap bunyi-bunyi. Asing. Seluruh tubuhku seperti ditusuk ribuan jarum. Nyeri dimana-mana. Aku ingin bebas sedikit, aku ingin bangun. Aku ingin meronta sedikit saja. menggerakkan tanganku, kakiku, berucap dan membuka katup mataku. Namun aku bagai seonggok kain basah, mengerucut penuh air, tak sanggup digerakkan oleh angin seperti ketika dia masih kering. Aku bagai seonggok daging, tanpa tulang. Begitu lemah, begitu terpuruk. Seakan tubuhku tenggelam bersama alas tempatku terbaring.Telingaku masih menangkap bunyi-bunyi detak aneh itu. Makin kentara kini. Sungguh, aku ingin membuka mataku. Lalu aku menangkap isakan. Seseorang sedang mengiba di dekatku. Tidak, bukan seseorang, sepertinya dua orang. Lagi, aku mulai menangkap suara lirih orang mengaji, sangat dekat di telinga kananku. Seorang laki-laki sedang membacakanku surat yasin.
Tuhan, aku ingin membuka mataku.
Aku berjuang keras menggerakkan kelopak mataku yang rasanya bagai ditahan bongkahan batu, sangat berat. Namun akhirnya aku mampu menatap. Putih kembali terlihat.
“Angga…”
Aku menangkap bayangan wajah. “Emakk…” Aku berusaha menggapai dengan tanganku. Namun tak ada gerakan dari tanganku kiri kanan. Lenganku masih terkulai di sisi tubuhku.
“Iya…” Wajah itu berucap. Samar aku dapat melihat gerak bibirnya. “Ini Emak,,Nak…”
"mak,,,," aku rasakan sebuah jari menggenggam erat tanganku,,aku hafal betul jari itu,,,ya jari jemari ibuku.
"iya nak,,,emak disini" ya itu suara emakku.
"mak,,,yoga dimana mak,,,,mengapa gelap mak,,,maaak" aku mulai bingung,,,bingung dengan semua ini.
Aku gak bisa melihat apapun,,,semua hitam dan kelam.
"mak jawab mak,,,,yoga kenapa" kali ini aku mendengar isakan tangis,,,bentar,,,aku juga kenal isakan tangis itu,,,,ya isakan tangis adikku,,,,
"dik,,,,,sini dik,,,dekat dengan kakak,,,dan coba jelaskan apa yang terjadi?" isakan itu semakin kuat dan makin dekat.
Tanganku mencoba meraba raba,,dan aku berhasil menemukan tangan mungil itu.
"dik,,,,jawab kakak,,kakak kenapa" aku tinggikan suaraku,dan bersamaan dengan itu tangan mungil itu melepaskan tanganku dan suara isak itu pecah jadi sebuah tangisan.
"sabar nak,,,gusti alloh lagi maringi cobo,"
"mak jelaskan mak,,,ada apa sebenarnya" kurasakan sebuah tangan membelai lembut rambutku.
"cah bagus,,,sing sabar ya,,,,sudah lima hari cahbagus pingsan,,lima hari yg lalu,,yoga dan mas adam kecelakaan,,di hutan treses." aku berusaha mengingat sesuatu,,,ya lampu putih,,dann,,,,,
"terus adam mana mak,,,adam gak apa" kan?"
"mas adam gak apa apa di di ruanagan lain nak"
"tapi kenapa dengan mataku mak"
"kecelakaan itu telah....." mak berhenti bicara,,,suaranya lirih dan sebak banget.
"telah apa mak,,,,telah membuat mataku buta,,,iya mak" ku goncang tangan mak.
"bukan buta nak,,,cuma luka ringan kok,kata dokter nanti juga sembuh.
Hampir sebulan aku terdampar dirumah sakit,,,dan hari ini dokter yang merawat mataku,,membuka perban dikedua mataku.
"ngak mungkin dok,,,ngak,,dokter pasti salah,,,mak,,,dokter pasti salah ya mak,,,pasti salah" mak mendekapa aku erat,,
"sabar cahbagus,,sabar ya,,,mak siap jadi mata yoga sepanjang waktu". Aku makin erat mendekap tubuh renta ini..
Dokter bilang mata sebelah aku rusak 75persen,,bermakna mata kananku buta,,,aku menangis sendu.
"mak,,,yoga cacat mak,,yoga gak sempurna sekarang" tangan keriput itu membelai rambutku,,dan mata redup dan mungkin kabur itu menatapku sendu,,tpi mata itu penuh ketenangan.
"cah bagus,,,semua yg kita miliki,,,itu hanya titipan dari gusti kang akaryo jagad,,sekarang besuk atau kapanpun,,kita gak tau,,kapan gusti alloh mengambilnya."
"tapi kenapa harus mata,,,dan kenapa harus yoga mak,,,kenapa"?.
"husss gak boleh ngomong gitu,,,,kita harus legowo dengan semua ini" kemudian dokter yg dari tadi diam,,sekarang ikut bicara.
"benar mas,,mas masih beruntung,,,mas masih mampu melihat lagi walau dgn sebelah mata, coba mas fikir di luar sana masih banyak yg gak bisa melihat sama sekali dan banyak dari mereka semenjak lahir kedunia,,,gaktau rupa dunia. Tapi mereka bisa merasa,dan masih mampu meneruskan hidup.mas masih beruntung,,,berdoa saja mas semoga saja ada pendonor mata buat mas" kata dokter sambil mengganti cairan infus.
"dan aku yakin,,kalau pasien yg sekarang ini sangat kuat dok" kami semua menoleh ke arah suara itu,,seorang pemuda dengan penampilan rapi berdiri di pintu ruangan itu.
"ehhhh nak obet,,,sini cah bagus"
"iya mak,,maafin obet ya,,,baru bisa jenguk adik yoga" obet menyalami emak dan terus memeluk emakku,,stoppp kayaknya para pembaca harus mengulang membaca lagi ya,,mulai dari obet bicara sebelim memeluk emak,kalau sudah membaca ulang pasti kalian semua tau,,apa dan kenapa?
"halllooooo apa gak salah dengar tadi,,ada yang nyebut gue adik yoga" cerlahku tanpa memandang obet.
"lha emang ada yang salah mak"?
Obet memandang emak dan aku bergantian.
"gak salah kok cah bagus,,,benar kata obet"
"makkkk,,kokmalah bela anak ingusan ini,,anaknya lagi dikerjain,,bukanya dibantuin malah,,membantu pihak musuh" kali ini mulutku manyun,,seperti ibunya sincan (tokoh kartun) hehehe.
"tu kan,,,mak aja sokong gue,,,,biarpun usia kita sama,,tapi aku lebi awal 2hari melihat dunia ini,,,beratiii kamu adalah adikku,,hahahaah" obet menjulurkan lidahnya kearahku.
Oh ya,,obet dan adam memangil mak kesayanganku dengan sebutan mak,juga,,sejak kelas 3sd.
Dan secara kebetulan aku dan obet seumuran bahkan kita lahir ditahun dan bulan yg sama,,,obet lebih awal 2hari ketimbang aku,,dan itu menjadi senjata yang ampuh saat aku debat atau main main dengan obit.
"enak aja bilang adik,,adik,,usia baru seumur jagung udah merasa tua." kataku sambil memalingkan muka.
"udah jagan gaduh terus,,kalian ini kalau ketemu seperti meong dan guguk" pasti pembaca tau siapa meong n guguk.
"ya mak" jawab kami serentak.
"lha gitu kan rukun,kompak,,,oh iya,,,,nak obet, emak boleh minta tolong gak?"
"apa mak"
"tolong jagain yoga ya,,mak mau balik dulu,,mau lihat rumah,,sudah dari kemarin mak gak pulang. Nak obet bisa kan,,,?"
"beres mak,,, lagian aku juga kangen sama adik yoga ini,,,hahahaha,,,tenang aja mak,,mak pulang saja dulu, biar obet yang jaga,,,kalau adik yoga nakal,,biar obet pangil dokter dan suruh nyunatin adik yoga lagi"
"ya udah mak pulang dulu,,, jangan nakal ya dik yoga" mak mencium keningku,,tapi kalimat terakir tadi membuat obet tertawa. Dan tanpa obet sedari,,aku mentoel pinggang dia,,otamatis dia kaget dan kesakitan,,
"auhhhh" teriak obet
"kenapa nak obet" kata mak heran.
"digigit semut kali" jawabku
"bener mak digigit semut" jawab obet sambil menatapku tajam,,seperti mau menelan aku,,,mungkin dalam hatinya bilang,"awas ya nanti kalau iduk kamu sudah hilang daripandangan mata,,,kamu akan q ganyang mentah mentah"..ngeriiiiiii.
"ok,,, mak balik dulu ya"
"ya mak hati hati dijalan"jawaban yg kompak dari kami.
Setelah mak hilang dipandangan mata,,,obet berjalan ke arah bufet,,dia mengambil,,buah apel,,piring dan pisau,,,,lalu duduk dikursi sebelahku...
Lalu aku membuka percakapan...
"maaf ya bet sudah ngerepotin kamu,,,kok kamu tau kalau aku suka apel,,dan kamu juga sudi kupasin buat akau"
"je ilehhh ge,er banget ni anak,,,siapa juga yang mau kupasin apel,,,kurang kerjaan apa" cerlah obet sambil terus mengupas apel itu.
"lha ,,kamu kupas apel untuk siapa"?
"ya untuk diri sendirilah" kali ini sambil menikmati irisan apel yg pertama,,,dan aku hanya diam sambil telan ludah.
"ya lupa,,,kan aku lebih tua dari kamu jadi,,,yang tua harus menyanyangi yang muda" kali ini dia menyodorkan irisan apel ke mulutku,,tapi aku diam gak mau buka mulut. Lalu diapun kata.
"kuhitung sampai 3 kalau gak mau buka mulut,,berati rasa sayangku sudah habis,,satuuu,,duaa,,ti.."dia berhenti saat mulut aku terbuka,,dan dia memasukan apel itu,,
"gitu dong,,,seorang adik,,harus nurut sama kakak,,ehh kamu ngerti gak,,tujuan aku kupas apel tadi?"
aku gelengkan kepala,,,kali ini q gak boleh banyak ngomong,,takut cunguk ini berubah pikiran.
"aku kupas apel ini,,khusus buat kamu,,,pengin tau alasanya,,,saat aku masuk tadi,,aku lihat gigimu kotor,,dan ambune lebus koyo wedus,,,,hahahaha"
aku berhenti mengunyah
"terus apa hubunganya dengan semua itu"?
"goblookkk lo,,,kata dokter gigi,,buah itu bisa menjadi alternatif,,sebagai pembersih gigi,,,dan aku yakin,,saat kamu disini,,kamu pasti gakpernah gosok gigi, iya kan"?
"he'e heheheh pinter ya kamu"
"siapa dulu obeeeettttt" kali ini irisan apel ditanganya malah masuk ke mulutnya,,sontak saja aku pegang lehernya dan aku tarik ke badanku.
"hoe apa apaan sih ga,,lepasin gue,huk huk huk" obet terbatuk batuk,,dan aku segera lepaskan obet,,,aku tertawa melihat obet nyengir...
"gimana bet kapok,,?"
"kapok banget,,,tadi kalu gak kamu lepasin 5 detik aja,,pasti aku sudah pingsan"
"nyadar juga lo,,,jangan pikir aku sakit ,,terus aku gak punya tenaga untuk buat kamu kapok"
"dik yoga,,kalau aku pingsan,,,bukan karena tenaga kamu,,,tapi karena bau badan serta baju dinas kamu itu,,,,sumpaaaahhhhhh lebuuuuuuuusssssss" kali ini obet pegangin hidungnya.
Oh iya aku baru sedar kalau hari ini mak lupa ganti seragam rumah sakit dan lupa seka badanku....aku jadi malu sama adam.
"maaf bet,,hmmmm mak lupa tidak gantiin baju,,dan seka tubuhku,,,maaf ya" kataku memelas.
Obet diam,,,dia malah melangkah ke almari,,dia mengambil handuk kecil dan sebuah ember stenlis,,kemudian masuk ke kamar mandi,,terdengar suara air disana. Ohhhhh tidak,,,tidak mungkin obet mau seka badanku n mau gantiin bajuku,,,gak mungkin.obet sudah disambingku,,dengan ember berisi air dan handuk yang sudah dibasahin,,serta satu lagi handuk kering di bahunya,,,hahaha kali ini dia mirip banget dengan tukang tambal ban.
"bet kamu mau ngapain"
"pakai nanya lagi, udah diam"
dia kemudian membuka baju,,dan menyeka tubuhku lembut,,,kemudia ia berdiri,,sambil ngomong
" semoga didalam lemari ada cd yg tersisa buat kamu," busetttt si obettt,,beneran dia mau gantiin cd aku juga,,,waaahhh gawat ni..
"yessss,,betul,,masih ada 1 cd yang bersih,,,ohhhhhh ternyata ukuran kamu M ya,,,hmmm aku fikir kamu ukuran s aja masih longgar,,,,kan anak kecil hahahaha"
"hoeee,,, lo mau nolong gue apa mau ngerjain gue,,,kupret lo" sumpah kali ini wajahku merah kayak udang bakar.
"hahaha dua duanya," kemudia obet menyelimuti bagian pinggang sampai kaki,,kemudia tangan dia menarik celana dan cd secara pelan dan hati hati.
" mungkin tangan kamu masih bisa menyeka masa depan,,dan sekitarnya"
apa obet bilang masa depan,,,hmmm enek enek wae..
"yaaaa,,"
"tapi untuk yang ini kamu gak akan bisa pakai sendiri" kupret si obet,,kali ini dia melempar cd ke rah mukaku.
"apa apaan sih,,main lempar segala"
"ya cuma ngetrai aja,,cd itu bau apa kagak,,,saat mendarat dimuka,,kalau kamu bersin,,berati cd kotor,,tapi tadi kamu gak bersin,,berati cd bersih hehehe"
lalu dia memakaikan cd dan celana.
"makasih ya bet,,,kamu memang sahabat yang baik,,,maafkan aku selama ini aku sering usilin kamu"
"udah jangan lebai,,,kita ini kan sahabat dari kecil,,lagian sebagai orang yg lebih tua harus,,menyayangi yg muda"
aku segera hadiahkan bodem mentah ke bahu obet,,lalu lami ketawa.
Hari ini aku sudah diperbolehkan pulang,,sesuatu yg aku tunggu tunggu..tapi tadi emak telpon,,kalo dia gakboleh jemput,,dan aku disuruh naik ojek,,awalnya aku agak kecewa tapi,,setelah aku pikir pikir,,,itu masalah sepele.
Aku sampai didepan rumah,,,aku berjalan tertatih menuju pintu warna kuning,saat pintu kucoba kubuka,,,,
byuuuuuuuuuuuuuuurrrrrrrr air menguyur tubuhku,belum sempat melangkah, tiba tiba sesuatu benda jatuh menimpa kepalaku,,,,yaa sebuah tepung,,,,,bersamaan dengan itu,sebuah tawa yang riuh menggema diruang tamu yang kecil..belum juga sempat aku membuka suara,,,tiba tiba sebuah benda menghantam pelipisku,,,oh my god,,,kali ini benda bulat yang melayang ke arahku,,,lebih dari satu ,,mungkin 2 3 atau 6....benda itu telur,,telur ayam..coba kalian semua bayangin,,,keadaanku yng basah kuyup,,,ditaburin tepung terus dilemparin telur,,,,sumpah kalian semua pasti tertawa,,,yaaaa keadaaanku persis molen pisang yg belum digoreng atau seperti pisang goreng,,,atau apa aja deh janji kue gitu.
"siaaaaaaallllllllllllll" teriakku dengan geram.
Kali ini suara tawa makin keras.
Emak,Ayah,Adik beradikku,Adam,,Obet,dan Yayan,,mereka semua tertawa melihatku seperti ini,,,jahat betul ya mereka,,gerutuku dalam hati.
Aku menghapiri mereka,,,dan dengan cepat aku menerja Adam Dan obet,,,aku peluk mereka berdua.
‘’hiiiiiiiiaaaaaaaaaaa’’ teriak adam/obet. Aku ketawa,,karena sekarang mereka sama seperti aku,,berlepotan tepung sama telur.
“Dam,,Bet,,,cepat jaga semua Pintu,,,kita mulai bermain,,kayaknya mereka semua faham apa yg akan aku lakukan,,Adam menjaga pintu keluar serta Obet menjaga pintu masuk keruang makan,,sekarang giliran Aku menghampiri Emak.
“Mak,,,” kini aku di depan mak.
“jangan nak, Emak gak ikut ikutan” sambil mundur,,tapi lankahnya terhenti karena langkah Emak terhalang almari.
“Mak,,Angga sayang Sama Emakk,,sayang banget” sambil kupeluk emak,,dan otomatis baju mak kotor oleh adonan goring pisan tadi.
“yaaaaa,,kotorrrr” keluh Mak.
“hemmmm” kupasang senyum yg manis buat Mak,,sambil kulepas pelukanku,dan kini aku melihat Ayah yang sedang duduk di kursi, aku melangkah mendekati Ayah.
“stopppp Ga..Ayah gak ikut” ayah berdiri dan mencoba masuk ke pintu yg menuju ruang makan,,tapi Obet segera menghadang.
“nak obet,,,minggir” gertak ayah,,,tapi kayaknya kali ini Obet gak takut dengan gertaan Ayah.
“Maaf om,,,Obet Cuma menjalankan perintah yang kuasa hehehehe” kali ini Obet malah maju,,,melangkah menghapiri Ayahku, dan Aku segera mendekap Ayah dari belakang,,.
“Siallllll,,,awas kalian” jerit ayah,,,kami semua tertawa…
“kayaknya kurang sempurna sih” sambil kupandang sosok gadis cantik,,berpakaian kebaya,,serta memakai rokbatik panjang,,,,serta mengunakan kerudung hitam,,,,gadis itu kelihatan Anggun.
“Jangan macam macam mas,,kita bukan mukrim,,,” wajah gadis itu pucat,,dan yg paling lucu,,gadis itu sekarang naik ke sofa.
“Adam,,kali ini tugas kamu untuk menyelesaikan permainan ini”.
“beres bos” adam mendekati gadis itu.
“Anak manissss,,,turun dunk” perintah adam pada gadis itu.
“no,,,,Jangan kak,,awas kalo kaka berani macam macam,,aku kasih tau bonyok nanti”
“Siapa takut,,,ya udah,,kamu mau kakak pelu,,atau,,Angga sama Obet yg peluk?”
Takperlu mendapat jawabpan dari gadis itu Adam langsung naik sofa dan memeluk gadis itu.
“jahaaaatttttttt” teriak gadis itu.” Kini ruangan makin ramai dengan gelak ketawa.
Tiba tiba Emak menyanyikan lagu ulang tahun,,yang disusuli oleh yang lain,,aku pandangi wajah mereka satu persatu,senyum bahagia tersirat diwajah mereka. Lalu dari ruang makan muncul adikku yg membawa kue ulang tahun,,STOPPPP kok kuenya aneh banget,,,,
Tampah/nyiru,,,diatasnya daun pisan serta nasi kuning berlapiskan kue serabih jumbo,,,kucur/kue jawa,,warnapink bertengger diatas nasi kuning. {ada yang tau gak cara mengolah kalimat ini biar menjadi bagus,,,masa kucur bertengger diatas nasi kuning heheheehe].
dan ditengah kucur itulah ada sebuah lilin yang sedang menyala,,,,kayaknya masih ada benda lagi di tampah itu,,,,5butir telur rebus,,,yang ada tulisan ucapan dari adik beradik serta orang tua,dan ada beberapa dau sirih,,yaaa kalau diamati didaun sirih yg digulung dengan tali benang warna merah itu ada kertas putih,,pasti ini kat ucapan juga,,,dan ini pasti ide konyol yayan.
“Udahhh jangan melamun terus,,,cepat berdoa dan ditiup lilinya.” Kata emak,bikin aku kaget.
“Iya mak,,,,,”aku mengangkat telapak tangan dan segera berdoa,,terus aku tiup lilinya…dan kurai sendok serta kuambil nasi,,serta serabih serta kucur,,kutaruh di daun pisang dan kuberikan pada orang super istimewa,,,kalian pasti mikir pasti orang itu adalah Yayan,,,tapi tebakan kalian semua salah,,,orang itu adalah Emak,hehehehe.
“selamat ulang tahun cah bagus,,semoga semuanya baik,,dan sukses selalu” mak merangkulku dengan erat,aku merasakan ketenangan tiada terkira. Satu persatu mengucapkan ucapan padaku. Dan tiba saatnya giliran cewek yg pakai kebaya tadi,kali ini dia berdiri didepanku,,sambil membawa bungkusan berwana hijau.
“Happy b day wish u all the best,,terus berjuang yam as” sambil menyalami serta menghulurkan bungkusan tadi.lalu ia membisikan sesuatu ke telingaku.
"HITAM ATAU PUTIH HARUS DILANJUTKAN''
Terimakasih teman teman yg sudi mengikuti cerbung Hitam atau Putih.Jujur, cerbung itu gak semudah yang dibayangkan pada awalnya. Dulu, aku menganggap cerbung is a must. Jangan sebut penulis kalau belum bikin cerbung. Tapi, karena aku suka tantangan. I’ll take the risk. Cerita yang berjalan pelan, dengan memperhatikan karakter tokoh yang kadang-kadang berubah, alur konflik yang naik-turun, dan juga komentar-komentar yang beberapa membuat down. Tapi bukan sby junior namanya, kalau langsung ngedrop. Stay positive dan selalu memfilter segala masukan. Toh, semua demi kebaikan aku.
Jadi, mungkin teman-teman yang setia menunggu dan memberi komentar yang baik hingga pedas-menampar-batin-tapi-aku-suka, aku hanya bisa berterima kasih pada kalian. Kalian berhasil membawaku kepada sisi lain, dimana membuat aku mengerti apa kekuranganku.
0 komentar:
Posting Komentar